Friday, November 2, 2007

jakarta 14 september 2007

Bencana Itu Datang lagi

Bencana selalu datang secara tiba-tiba. Tanpa permisi. Apalagi gempa. Sampai saat ini belum ada satu teknologi pun yang bisa memprediksi datangnya gempa. Kita hanya tahu bahwa sebagian besar wilayah nusantara ini rawan gempa, tapi kapan gempa itu datang, tak ada yang tahu.
Gempa bumi kembali datang meluluhlantakkan sebagian dari negeri kita. Setelah sebelumnya Aceh, kemudian Yogyakarta, disusul Pangandaran, kemudian Padang, dan tempat-tempat lain, kini giliran Bengkulu digoyang gempa dengan kekuatan 7,9 SR. Bagi Bengkulu, ini lebih merupakan serangkaian gempa yang tak henti-hentinya terjadi.
Setidaknya lima orang tewas, ratusan luka-luka, puluhan gedung dan rumah roboh, ribuan orang mengungsi, termasuk pasien-pasien rumah sakit. Bahkan Bupati Muko-Muko, Bengkulu Utara, pun ikut mengungsi. Mereka luar biasa panik terlebih karena Bengkulu sempat digetarkan gempa besar serupa pada Juni 2000 silam yang menewaskan banyak warga.
Indonesia yang menjadi bagian dari ring of fire (cincin api) merupakan daerah yang rawan bencana, terutama gempa bumi dan letusan gunung berapi. Kita tidak bisa mengelak dari kondisi tersebut. Posisi geologis Indonesia sebagai daerah bencana itu boleh dikata sudah takdir.
Selalu akan ada gempa di bumi kita tercinta ini. Sepanjang wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, terus naik ke Maluku, Sulawesi, itu merupakan daerah yang setiap saat terjadi gempa bumi. Bisa gempa besar yang menimbulkan korban, bisa hanya getaran kecil yang kita tidak merasakan.
Melihat posisi geografis dan geologis seperti itu, mau tidak mau kita yang hidup di daerah gempa dan gunung berapi ini menyesuaikan diri. Kita tidak bisa memaksa cincin api itu pergi dari wilayah Indonesia. Juga tidak bisa memindahkan Indonesia ke tempat yang aman. Tapi, kita yang harus tahu diri dan menyesuaikan terhadap kondisi tersebut.
Pemerintah harus secara terus-menerus mensosialisasikan kondisi ini terhadap masyarakat. Pemerintah perlu melatih masyarakat agar selalu bersiap diri menghadapi gempa yang datang sewaktu-waktu. Bisa dengan latihan menghadapi bencana secara berkala, maupun selalu menyiapkan logistik yang mencukupi.
Dan masyarakat pun harus selalu siap terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang bakal terjadi. Langkah-langkah antisipasi mau tidak mau harus dilakukan bersama antara pemerintah dan masyarakat. Misalnya dalam mendirikan bangunan, setidaknya harus memperhitungkan kemungkinan adanya gempa.
Langkah antisipasi diperlukan untuk mencegah adanya korban yang lebih besar. Kita tidak bisa mencegah datangnya gempa maupun letusan gunung api, tapi kita bisa mencegah timbulnya korban harta dan nyawa yang lebih besar. Antisipasi merupakan bagian dari langkah kita selain berdoa agar dijauhkan dari bencana.
Bencana ini merupakan ujian bagi kita semua. Terlebih bencana itu datang bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Semuanya adalah skenario Allah SWT. Bencana pun merupakan sunatullah, merupakan hukum Allah di muka bumi ini. Dan tentu saja bencana ini merupakan peringatan agar kita selalu mendekatkan diri pada Dia.



wassalam
rachmad
Independent
pemerhati public & media
rbacakoran at yahoo dot com