Sunday, November 11, 2007

Bom Jelang Kedatangan Bush

jakarta 15 November 2006

Bom Jelang Kedatangan Bush

Setelah agak lama kita bisa bernapas lega dari teror rentatan bom, Sabtu (11/11) lalu tiba-tiba kita dikejutkan dengan ledakan bom yang terjadi di Restoran A&W di Plaza Kramat Jati Indah, Jakarta Timur. Ledakan bom ini jelas mengejutkan. Pertama, ledakan bom ini merupakan yang pertama terjadi, terutama di Jakarta, setelah Dr Azhari tewas di Batu, Malang, Jawa Timur, dalam suatu operasi oleh polisi beberapa bulan lalu.
Dr Azhari adalah ahli merakit bom dan merupakan seorang dari dua gembong kelompok teror dari Malaysia yang melakukan serentatan ledakan bom di Indonesia.
Ledakan bom di restoran cepat saji dari Amerika Serikat (AS) tersebut segera saja mengingatkan kita pada kelompok teror Dr Azhari.
Ini mengingat, gembong lain yang merupakan pasangan Dr Azhari, Noordin M Top, hingga kini belum tertangkap. Kalau Dr Azhari merupakan ahli merakit bom, Noordin M Top adalah ahli merekrut anak-anak muda masuk ke dalam kelompoknya. Dengan belum tertangkapnya Noordin M Top, ledakan bom di restoran tersebut segera mengingatkan kita jangan-jangan kelompok teror itu sudah mulai beraksi kembali.
Kedua, ledakan bom ini terjadi hanya beberapa hari menjelang kedatangan Presiden AS George Walker Bush ke Indonesia. Rencana kedatangan presiden dari negara super power ini telah menimbulkan hiruk pikuk di dalam negeri. Sejumlah kelompok besar masyarakat di Indonesia keberatan dan bahkan menolak kedatangan tamu dari negeri Paman Sam tersebut.
Penolakan ini bukan lantaran Bush adalah presiden AS, tapi lebih karena berbagai kebijakannya yang dinilai banyak merugikan umat Islam dan melanggar hak asasi manusia. Alih-alih Bush menumpas terorisme internasional, tapi justru sebaliknya. Ia dianggap merupakan teroris nomor wahid dunia, lantaran menggunakan kekuasaannya dari sebuah negara sangat kuat di dunia untuk meneror negara-negara lain, terutama negara Islam. Akibat kebijakan Bush, ribuan warga sipil di Irak dan Afghanistan telah meninggal dunia terkena serangan membabi-buta militer AS.
Apalagi rencana kedatangan Bush ke Indonesia juga disertai dengan pengamanan yang sangat ketat yang cenderung mengarah ke arogansi sebuah negara super power. Inilah yang juga memunculkan sikap tidak senang banyak kelompok masyarakat, terutama karena pengamanan itu akan merugikan ekonomi masyarakat kecil. Sungguh tidak masuk akal apabila untuk pengamanan seorang tamu kepala negara asing harus meliburkan anak sekolah, melarang kendaraan umum beroperasi, dan menutup jaringan telepon seluler.
Apa pun alasannya, kita mengutuk sangat keras ledakan bom yang terjadi di Plaza Kramat Jati dan di tempat-tempat lain di dunia. Meskipun ledakan bom di restoran itu sangat kecil dan tidak menewaskan warga serta merusak fasilitas umum, namun teror yang diakibatkannya sungguh sangat besar. Ledakan bom ini akan merusak iklim ekonomi yang sedang dibangun, karena mengesankan Indonesia tidak aman. Ini akan menghambat investasi masuk Indonesia.
Kita menegaskan bahwa perbuatan teror, apalagi dengan ledakan bom, tidak dihalalkan. Perbuatan teror, apa pun alasannya, sangat bertentangan dengan ajaran agama. Setiap agama, terutama Islam, mengajarkan pada kedamaian dan memerintahkan menebarkan senyum ramah penuh persahabatan. Duri di jalanan pun disuruh untuk diambil, khawatir menyakiti orang.
Di sisi lain, kita, terutama pemerintah dan para pemimpin masyarakat dan agama, harus mencari penyebab munculnya tindakan teror dan kemudian mengantisipasinya. Merupakan tanggung jawab kita bersama mengapa seorang pemuda, misalnya, sampai mempertaruhkan jiwanya mati bersama ledakan bom. Tentu ada hal yang salah di sana. Dalam hal ini, kita, khususnya pemerintah, harus sensitif terhadap opini masyarakat, terutama yang terkait dengan rencana kedatangan Bush ke Jakarta.


Wassalam

Rachmad
Independent
pemerhati public & media
rbacakoran at yahoo dot com