Saturday, November 10, 2007

Habibie, dalam Detik-detik yang Menentukan

Jakarta 21 September 2006

Habibie, dalam Detik-detik yang Menentukan


* Tokoh Besar, Amanah, dan Penegak Demokratisasi

Bacharuddin Jusuf Habibie adalah sosok yang luar biasa. Pemikiran, gaya bertuturnya, dan tindakannya, selalu menarik untuk selalu disimak.
Jarum jam baru menunjukkan pukul 19.00 WIB. Ballroom Grand Melia, telah sesak oleh para undangan yang akan mengikuti peluncuran buku Bachruddin Jusuf Habibie berjudul 'Detik-detik yang Menentukan--Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi'.

Judul 'Detik-detik yang Menentukan', menurut penulisnya, BJ Habibie, berdasar pertimbangan bahwa semasa menjabat sebagai Presiden Indonesia, ia berada pada 'persimpangan jalan', keadaannya kritis. Jika sampai BJ Habibie mengambil kebijakan (jalan) yang salah, jelas akan berakibat perang saudara atau,--bisa jadi-- Balkanisasi.

Habibie memilih suatu evolusi yang dipercepat dengan perencanaan matang, sebagai upaya penyelamatan bangsa dari situasi kritis itu. Sementara 'Jalan Panjang Menuju demokrasi' dipilih sebagai sub judul karena apa yang dilakukannya merupakan bagian dari suatu proses demokratisasi Indonesia.

Lalu, apa tanggapan para tokoh yang hadir dalam peluncuran buku itu? "BJ Habibie benar-benar tokoh besar,'' demikian pendapat DR Salim Said, pengamat politik dan militer Indonesia, yang terus mengikuti perkembangan dan perjalanan sejarah bangsa Indonesia.

"Hebatnya, Habibie pada saat mendapat kesempatan berkuasa, kekuasaan itu dianggap sebagai amanah. Amanah itu telah dipertanggungjawabkannya kepada publik melalui buku ini," kata Salim Said, malam tadi.

"Saya hanya berharap, semua orang yang mendapat kesempatan berkuasa melaporkan kepada masyarakat saat ia selesai berkuasa, apa sebenarnya yang terjadi. Seperti bentuk pertanggungjawaban Habibie dalam bukunya ini," tambahnya.

Salim mengakui bahwa buku yang diluncurkan itu murni pandangan Habibie. Sehingga jika kemudian memunculkan kontroversi, ia menilai sah-sah saja. Terutama, bagi mereka yang merasa dirugikan.

Salim Said menambahkan, satu hal yang terpenting dalam buku Habibie itu adalah tumbuhnya demokratisasi di Indonesia. Sehingga, ketika demokratisasi itu berjalan dengan baik, maka orang pun akan langsung mengenang Habibie. "Orang akan mencatat bahwa Habibie-lah yang memainkan peran penting dalam memulai demokratisasi di Indonesia. Itu setelah 40 tahun Indonesia di bawah pemerintahan otoriter Soekarno dan Soeharto,'' jelasnya.

Bahkan, kata dia, apa yang dialami bangsa saat ini, mulai dari pemilihan presiden langsung, kebebasan pers, otonomi daerah, semuanya dipelopori oleh BJ Habibie. "Itu sumbangan Habibie dalam meletakkan demokratisasi di Indonesia," ujar Salim, yang juga tokoh kelahiran Parepare.

Sementara Hidayat Nurwahid menilai, buku Habibie itu merupakan hasil rekaman dan catatan dari salah satu pelaku penting, prestisius, dan strategis, yaitu BJ Habibie. Tokoh di era reformasi, berubah dari wakil presiden menjadi presiden dan kemudian meninggalkan kursi kepresidenannya dengan bibir yang tersenyum dan kepala yang tegak.

Semuanya berjalan sesuai dengan konstitusional, damai, pun tanpa tetesan darah. Selanjutnya, membuka pintu lebar-lebar untuk para pemimpin penerusnya yang dapat mengisi momentum-momentum yang hadir dengan lebih sukses.

Dalam peluncuran buku 'Detik-detik yang Menegangkan' tampil sebagai pembicara, di antaranya, Mestika Zed, Heinricch Seemann, Rosihan Anwar, Hidayat Nurwahid, dan Bilverd Singh. Semua pembicara menilai bahwa BJ Habibie dengan tulus telah membentangkan demokratisasi di Indonesia. "Tanggung jawab generasi muda-lah yang meneruskannya," katanya.

* Kurang Setahun

Proses pembuatan Buku 'Detik-Detik yang Menentukan (Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi),' ternyata tidak sampai satu tahun. Buku itu, rampung sekitar dua bulan lalu.

Pada edisi perdana ini, The Habibie Center sebagai penerbit, mencetak sebanyak 5.000 eksamplar. "Habibie relatif cepat dalam menulis buku yang merupakan catatan hariannya selama menjadi Presiden RI. Yang agak lama itu adalah proses editingnya,'' kata Andi Makmur Makka, kerabat dekat BJ Habibie saat ditemui di sela-sela peluncuran buku ini, malam tadi.

Hanya saja, Makmur tidak menyebutkan secara detail, berapa bulan buku itu tulis oleh Habibie dan berapa lama diedit oleh tim editor.

Makmur yang turut terlibat dalam penggarapan buku ini, mengaku banyak mendapat kesan. Misalnya, ia dapat lebih mengetahui peristiwa-peristiwa penting mengenai bangsa ini, seperti; otonomi daerah, soal pemisahan BI, pemisahan Jaksa Agung, dan sebagainya.

Sejumlah tokoh penting hadir dalam peluncuran itu. Selain Habibie dan keluarganya, juga tampak sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu serta anggota DPR-MPR. Buku setebal lebih 500 halaman itu 'diserbu' pengunjung yang memadati Ball Room Grand Melia hingga meluber ke lobi.



Wassalam

Rachmad
Independent
rbacakoran at yahoo dot com