Saturday, November 10, 2007

Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia menuju Demokrasi

Jakarta 26 September 2006

Detik-Detik yang Menentukan
Jalan Panjang Indonesia menuju Demokrasi

Buku Karya Mantan Presiden RI-3, Prof.Dr.Ing.Bacharuddin Jusuf Habibie

Khazanah sejarah politik kontemporer Indonesia akan makin kaya dengan kehadiran sebuah buku yang merupakan memoir dari Bacharuddin Jusuf Habibie, presiden ke-3 RI. Buku memoir ini ditulis sendiri oleh B.J. Habibie berdasarkan cacatan yang beliau tulis semasa menjabat sebagai Presiden RI.
Buku yang diberi judul " Detik-Detik Yang Menentukan, Jalan Panjang Indonesia menuju Demokrasi" menguak banyak informasi yang selama ini belum diketahui oleh masyarakat dan terkadang menjadi polemik baik di kalangan akademisi, politisi maupun masyarakat awam.
Berbagai peristiwa, fakta-fakta sosial, ekonomi, politik, dan berbagai langkah kebijakan yang diambil B.J. Habibie selama masa pemerintahannya dirangkum dalam empat bab yang disusun sebagaimana adanya.
Buku ini diluncurkan pada tanggal 21 September 2006 di jakarta.
Memoir buku ini diawali dengan prolog yang menggambarkan situasi dan kemelut yang terjadi menjelang pergantian kepemimpinan dari Presiden Soeharto ke B.J. Habibie, kala itu Wakil Presiden RI. Prolog ditulis oleh tim editor yang dipilih oleh B.J. Habibie.
Sementara, bagian pokok buku yakni Bab satu hingga Bab empat ditulis sendiri oleh B.J.Habibie.
Pada Bab 1, B.J.Habibie menguraikan kejadian-kejadian yang menentukan saat menjelang pengunduran diri Presiden Soeharto.
Di Bab 2, B.J.Habibie memaparkan hal-hal penting yang terjadi selama 100 hari pertama pemerintahannya.
Bab 3, menyuguhkan secara tematik hal-hal mendasar yang dilakukan oleh B.J.Habibie pada masa pemerintahannya. Hal-hal penting yang dipaparkan antara lain : (a) masalah pemilu dan sidang istimewa MPR; (b) masalah perbankan dan ekonomi; (c) masalah Timor-Timur; (d) masalah otonomi daerah, dan (e) tentang Pak Harto.
Bab 4, memaparkan hal-hal penting yang terjadi pada 100 hari menjelang terpilihnya Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid.
Epilog yang mengakiri buku ini memaparkan analisis mendalam mengenai latar belakang kebijakan dan kiat B.J.Habibie dalam menangani berbagai krisis. bagian yang disusun oleh tim editor, memuat pula komentar sejumlah pengamat dan media massa tentang kinerja B.J.Habibie.
Hal lain yang menarik dari buku ini adalah digunakannya pendekatan-pendekatan non-konvensional oleh B.J.Habibie ketika mengambil keputusan-keputusan pelik dalam menghadapi krisis (pendekatan : approximation, redundancy, relaksasi dan seterusnya).
Buku ini dengan jujur memaparkan perjalanan B.J. Habibie selama kurun waktu 17 bulan menjabat menjadi Presiden ke-3 RI.
B.J. Habibie menyadari bahwa Indonesia pada masa kepemimpinanya sedang berada pada "persimpangan jalan". Indonesia mengalami suatu keadaan yang kritis, jika Ia mengambil kebijakan (Jalan) yang salah, akan berakibat perang saudara atau Balkanisasi. Ia Memilih suatu proses evolusi yang dipercepat dengan perencanaan matang, sebagai upaya penyelematan bangsa dari situasi kritis tersebut.


Peluncuran Buku Detik-Detik Yang Menentukan:
jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi
karya B.J. Habibie resmi diluncurkan

Bacharuddin Jusuf Habibie menulis buku berjudul
"Detik-detik Yang menentukan". buku ini berisi perjalanannya selama menjadi Presiden ke-3 RI serta beberapa fakta menjelang pengakatan B.J.Habibie menjadi Presiden ke-3 RI.
Peluncuran buku setebal 549 halaman itu dilaksanakan di Jakarta, 21/9/2006.
Acara dimulai dengan peresmian launching buku Detik-Detik Yang Menetukan dengan menarik tirai kain selubung cover buku tersebut oleh B.J.Habibie beserta istri Ainun Habibie di dampingi oleh anak dan cucu beliau. Acara dilanjutkan dengan penandatangan cover buku oleh B.J.habibie (dipersembahkan bagi bangsa Indonesia). Sambutan oleh Prof.Muladi serta Dr.Ahmad Watik Pratiknya, Direktur Eksekutif The Habibie Center sebagai pengantar diskusi dan komentar. Komentar lisan berturut-turut oleh: Mestika Zed, Heinrich Seemann, Rosihan Anwar, Hidayat Nurwahid dan Bilver Singh.
"Buku ini sangat menarik, karena memuat fakta-fakta yang belum banyak diketahui oleh masyarakat,"ungkap penyunting buku Detik-Detik yang Menentukan, A.makmur Makka, di Jakarta.
Struktur buku ini terbagi atas prolog, kemudian empat bab dan epilog. Bagian prolog dan epilog buku ini disusun oleh suatu tim. Sementara, empat bab buku ini bersumber dari catatan harian yang ditulis oleh Habibie sendiri selama memegang jabatan di pemerintahan. "Bab pertama buku ini mengungkap fakta-fakta menjelang pengunduran diri pak Harto," tandas Makmur.
Sedangkan bab kedua bertutur tentang 100 hari pertama pemerintahan Habibie, saat menghadapi masalah multikompleks dan multidimensional. Selanjutnya, pada bab ketiga buku ini mengisahkan tentang 100 hari pertama dan 100 hari terakhir sebelum pemilihan presiden ke-4 RI. Bab keempat dari buku ini mengungkapkan tentang peristiwa 100 hari menjelang pemilihan presiden ke-4 RI.
Sementara itu, bagian prolog buku berisi fakta-fakta sebelum mantan presiden soeharto mengundurkan diri. sedangkan bagian prolog berisi analisis dan komentar mengenai pemerintahan presiden Habibie.
"Buku Detik-Detik Yang Menetukan juga memuat kiat seorang Habibie dalam menghadapi krisis," tandas Direktur Eksekutif The Habibie Center, Ahmad Watik Pratiknya. Menurut Watik, pada saat menghadapi berbagai persoalan bangsa dan harus mengambil keputusan di berbagai aspek, Habibie seolah menggunakan pendekatan yang tidak lazim.
"Pendekatan yang dilakukan, antara lain pendekatan aproximasi, yakni dalam mencapai tujuan, Habibie melakukan pendekatan demi pendekatan yang bertahap namun konsisten," ungkap Watik.
Selain itu, Habibie juga menggunakan pendekatan dialogis.
Hal ini dapat dilihat saat menghadapi konflik dengan Timor Timur, Habibie tidak segan-segan melakukan dialog dengan uskup Bello, yang tujuannya adalah untuk mendapatkan pengertian serta menyelesaikan konflik bersama-sama.
Habibie baru mengungkap sebagian kecil dalam buku tersebut. sebagai pelaku utama sejarah pada masa kelahiran reformasi, ribuan halaman lainya, yang masih berbentuk tulisan tangan disimpannya dan baru akan dikeluarkannya pada suatu masa kelak.
selain memeberi fakta sejarah, Habibie juga melakukan analisis terhadap apa yang terjadi. Habibie memberi penilaian dan penjelasan tentang langkah-langkah serta gagasan maupun keputusan penting yang telah diambilnya dalam penulisan "innerdialog". Ini merupakan percakapan dengan diri dan hati nuraninya menghadapai peristiwa atau kejadian yang harus diselesaikannya.
Dalam masa sejarah pemerintahannya pelaku sejarah ini selamat mentransformasi sistem kekuasaan otoriter ke sistem demokrasi. Habibie telah menyelamatkan negara dan bangsa indonesia dari ancaman "Balkanisasi" dan "perang saudara" seperti terjadi pada beberapa negara dan bangsa lain, yang pecah berkeping-keping oleh perang saudara.
Tentang judul "Detik-detik ...", menurut Habibie judul itu dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa semasa menjabat sebagai presiden Indonesia, habibie berada pada persimpangan jalan, keadaannya kritis. Jika sampai Habibie mengambil kebijakan (jalan) yang salah akan dapat berakibat perang saudara atau Balkanisasi. Habibie memilih suatu evolusi yang dipercepat dengan perencanaan yang matang, sebagai upaya penyelamatan bangsa dari situasi kritis tersebut.
Habibie banyak mengambil keputusan yang tidak popular, baik yang bersifat irreversible, seperti masalah Timor Timur maupun yang bersifat reversible. Keputusan tersebut dia ambil dengan cepat dan dengan memeperhitungkan sekecil mungkin resiko yang mungkin terjadi. itulah sebebnya Habibie memilih judul "Detik-Detik Yang menentukan". Sementara" jalan Panjang menuju Demokrasi" dipilih karena apa yang dilakukannya merupakan bagian dari suatu proses demokratisasi Indonesia. Ini yang masih akan terus berlangsung sampai tata kehidupan yang dicita-citakan bangsa Indonesia tercapai.
Bahwa Baru sekarang, hampir 7 tahun seusai masa kepresidenannya buku ini ditulis, Habibie menyatakan bahwa ia ingin agar buku ini dapat ikut membantu terciptanya situasi kondusif bagi proses reformasi. Mengingat sebagian isinya dapat "menggangu" apabila diterbitkan terlalu dini, maka Habibie memilih waktu yang tepat untuk menerbitkannya. Hal ini dipilih tatkala proses konsolidasi demokrasi bangsa telah semakin mantap, yang antara lain ditandai dengan terlaksananya pemilihan pemimpin (nasional dan daerah) secara langsung oleh rakyat melalui pemilihan yang jujur dan adil.
Disamping itu, dalam waktu kurang dalam sebulan setelah Habibie menyesaikan tugas sebagai presiden, bersama keluarganya, Habibie mendirikan The Habibie center (THC). THC adalah suatu lembaga kajian yang mandiri dan non politik sebagai wahana untuk bersama para koleganya ikut mengawal proses transpormasi bangsa menuntaskan reformasi. Itulah sebab THC memfokuskan kegiatannya pada kajian dan advokasi bagi tegaknya kehidupan demokrasi dan hak asasi manusia.
Begitu besar harapan Habibie pada lembaga yang didirikannya, sampai-sampai Habibie menunda beberapa bulan untuk mengantar istrinya Ainun Habibie berobat ke Jerman, guna meyakinkan lembaga yang didirikannya telah benar-benar berfungsi seperti yang diharapkan. Kedepan, buku ini dirapkan mampu memperkaya khazanah sejarah Indonesia. Selain itu, Habibie berkeinginan untuk mengetahui, bagaimana reaksi orang lain mengenai apa yang telah diungkapkannya.
Dengan demikian, buku ini akan memberi motivasi dan stimulus bagi siapa pun untuk menuliskan pula apa yang mereka ketahui dan alami pada masa-masa bersejarah tersebut. Dengan begitu, terbukalah lebih banyak perspektif yang akan memperkaya penulisan sejarah Indonesia khususnya di masa reformasi.



B.J. Habibie Menandatangani Buku : Detik-Detik yang Menetukan
Untuk memeenuhi hasrat dan permintaan publik yang ingin mendapatkan tanda tangan pengarang buku Habibie, penerbit akan menghadirkan pengarang untuk memberikan tanda tangan bagi yang telah membeli buku tersebut pada:

Tanggal : 26 - 30 September 2006
Jam : 14.00 wib - 15.30 wib
Tempat : The habibie Center, jl. kemang selatan No. 98, Jakarta.
informasi : (021) 7817211

Disediakan penjualan buku ditempat (selama masih tersedia).


Wassalam

rachmad
Independent
pemerhati public & media
rbacakoran at yahoo dot com

www.rachmadindependent.blogspot.com