Saturday, December 8, 2007

Empat Tokoh Pilihan Peraih Habibie Award Tahun 2007

Jakarta, 8 Desember 2007


Empat Tokoh Pilihan Peraih Habibie Award Tahun 2007



Setelah melalui seleksi yang ketat oleh tim independen, The Habibie Center (THC) dan Yayasan Sumber Daya Manusia dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDM IPTEK) menetapkan empat orang peraih Habibie Award. Mereka adalah Prof. Sri Widiyantoro dari bidang ilmu dasar, Prof. Elin Yulinah Sukandar dari bidang ilmu kedokteran dan bioteknologi, Dr. H. C. Rosihan Anwar dari bidang sosial dan Dr. H. C. Taufik Ismail dari bidang budaya. Penganugerahan Habibie Award diselenggarakan pada 6 Desember 2007.
Penganugerahan tersebut dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Prof. M. Nuh dan Prof Wardiman Djojonegoro selaku Ketua Dewan Pengurus Yayasan SDM-IPTEK.
Habibie Award diberikan kepada perseorangan atau badan yang dinilai sangat aktif dan berjasa besar dalam menemukan, mengembangkan dan menyebarluaskan berbagai kegiatan IPTEK yang baru (innovative), serta bermanfaat secara berarti (significant) bagi peningkatan kesejahteraan, keadilan dan perdamaian. Para pemenang Habibie Award akan memperoleh medali, piagam penghargaan, dan uang senilai US$ 25.000,-.
Peraih Habibie Award dari bidang ilmu dasar adalah Prof. Dr. Sri Widiyantoro, Guru Besar bidang Seismologi yang memiliki penemuan mutahir tentang gempa dan seismologi, Kelompok Keahlian Ilmu dan Teknik Geofisika Institut Teknologi Bandung 2007. Pada tahun 1989, Sri Widiyantoro mendapatkan beasiswa Monbusho untuk meneruskan studi S2-nya di Kyoto University, Jepang. Tidak lama setelah menyelesaikan Program Master-nya, ia mendapatkan kesempatan untuk menempuh Program Doktor di Australian National University (ANU).
Sedangkan penerima Habibie Award dari bidang kedokteran dan teknologi adalah Prof. Elin Yulinah Sukandar, apoteker beroprestasi yang telah menemukan beberapa formula obat, lahir di Bandung pada tanggal 26 Juli 1951. Elin masuk ITB th 1970, lulus Sarjana Farmasi th 1974 dan pendidikan profesi apoteker diselesaikannya pada th 1975. Saat sedang mengikuti pendidikan apoteker, Elin Yulinah diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil pada tanggal 1 Januari 1975, dan itu Elin bertugas sebagai staf pengajar di Jurusan Farmasi ITB. Pada tahun 1976, Elin Yulinah mendapat kesempatan untuk memperdalam Farmakologi - Khemotherapi di Universitaet zu Koeln - Jerman Barat, dan sekembalinya dari Jerman, bersama-sama dengan Prof. Joke Wattimena mendirikan Laboratorium Khemoterapi pada th 1978.
Sementara itu dari bidang social, penerima Habibie Award adalah Dr. H.C. Rosihan Anwar yang dikenal sebagai wartawan tiga zaman. Di usia yang ke-85, Rosihan telah menulis 34 judul buku. Beberapa tanda kehormatan dan penghargaan yang telah diraihnya adalah Bintang Kerajaan Tunisia, (1956); Bintang Mahaputera Utama III, Republik Indonesia, (1973); Bintang Rizal, Republik Filipina, (1977); Pena Emas PWI Pusat, (1979), Piagam Penghargaan Pengabdian sebagai Wartawan dari Gubernur/ KDH Sumatra Barat, (1984); Penghargaan PWI Pusat dan Departemen Penerangan RI bagi wartawan aktif berusia 70 tahun, (1992); Penghargaan Harian Kompas (2005) atas kesetiaan kepada profesi. Penerima Habibie Award dari bidang budaya adalah Dr. H.C. Taufiq Ismail, budayawan sarat prestasi yang lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935 ini adalah angkatan pertama dari Indonesia yang menjadi pelajar beasiswa AFSIS, Wisconsin. Pendidikan universitasnya dilanjutkan ke Fakultas Kedokteran Hewan & Peternakan, Universitas Indonesia, Bogor, 1957-1963. Sebagai poet-in-residence di International Writing Program, University of Iowa, IA, 1971-1972 dan 1991-1992. Masuk Faculty of Languange and Literature, American University in Cairo, Mesir, 1993.




Wassalam

Rachmad
INDEPENDENT
Pemerhati Public & Media
rbacakoran at yahoo dot com

www.rachmadindependent.blogspot.com atau
http://rachmadindependent.blogspot.com