Monday, January 7, 2008

Awal Tahun 2008 Gelar Pameran Lukisan Gigih Wiyono

JAKARTA 5 JANUARI 2008

Awal Tahun 2008 Gelar Pameran Lukisan Gigih Wiyono

Memasuki awal tahun 2008, Galeri Nasional Indonesia kembali hadir di permukaan publik Jakarta dengan menghadirkan karya terkenal pelukis dan pematung Gigih Wiyono di Galeri Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka Timur 14, Jakarta Pusat mulai Jumat (4/1) hingga Selasa (15/1) mendatang.

Pameran tersebut bertema "Diva Sri Migrasi" dibuka oleh istri Gubernur DKI Jakarta, Ny Tatiek Fauzi Bowo pada hari Jumat malam yang lalu.

Dalam pembukaan pameran dimeriahkan juga oleh kolaborasi seni tari Merel Wardaningrum dan Yan Rizky Utami serta kotekan lesung kaum ibu Padepokan Djayabinangun, Sukoharjo, Jawa Tengah, bertajuk "Sri Mulih".

KRT Gigih Wiyono Hadinagoro yang lebih dikenal sebagai Gigih Wiyono lahir di Sukohardjo, Jawa Tengah pada 30 Agustus 1967. Dia menyelesaikan pendidikan Sekolah Tinggi Seni Indonesia atau STSI Surakarta, dan melanjutkan ke Institut Senirupa Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Gigih Wiyono mulai pameran sejak tahun 1989 diawali di Pekanbaru, Riau. Selain sebagai pelukis, Gigih juga dikenal sebagai pematung. "Diva Sri Migrasi" adalah pemeran tunggal kesebelas Gigih Wiyono. Sosok "Dewi Sri" yang dianggap sebagai "Dewi Kesuburan" diangkat menjadi tema sentral dalam karya-karya Gigih kali ini. Sang Dewi memberikan banyak inspirasi dengan segala kelembutan, kekuatan bahkan misteri kehidupan digubah secara intens dalam lukisan karya Gigih.

Pemilik Galeri 678, S Jacob mengatakan, perkembangan seni rupa akhir-akhir ini sangat marak dan menunjukkan kemajuan signifikan. Galeri 678 merespon perkembangan ini dengan menghadirkan pameran-pameran karyanya di Galeri Nasional Indonesia.

"Pada usia yang tergolong muda, Gigih dengan energi positifnya terus berkiprah dalam perjalanan seni rupa Indonesia," kata S Jacob,

Penyanyi legendaris Waldjinah yang dikenal dengan "Walang Kekek" menilai, karya Gigih Wiyono yang ekspresionis dengan obyek tradisional menghentak hati nurani kita untuk mengingat cita-cita sejarah di masa lalu. Budaya yang akan hilang itu seakan-akan terangkat kembali dengan melihat karya-karyanya yang berjudul "Berkah Dewi Sri", "Rizki Agung" dan "Pertemuan".

Saat-saat akan pembukaan pameran, terjadi hal yang diluar dugaan, matinya aliran listrik selama 15 menit. Hadir tamu dari berbagai elemen sektoral, kalangan seniman, pengusaha orba Sudwikatmono pemilik tunggal bioskop 21 dan bisnis raksasa di penjuru Indonesia yang didampingi oleh istrinya.

Menurut Nyonya Fauzi Bowo, matinya aliran listrik bertanda suksesnya pameran - disambut tepuk tangan meriah oleh dari para pengunjung. Para tamu undangan juga menerima kenang-kenangan dari pihak penyelenggara berupa seikat tangkai padi menguning dalam bungkusan plastik bening yang indah untuk di bawa pulang.



WASSALAM

RACHMAD
INDEPENDENT
rbacakoran at yahoo dot com

www.rachmadindependent.blogspot.com